JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Pulau Jawa pada bulan Juli 2019 mendatang, akan mengalami kekeringan.
Deputi Klimatologi BMKG Herizal mengatakan kekeringan di bulan Juli akan lebih parah dari sebelumnya.
"Malah kalau diperhatikan kalau dilihat di beberapa tempat di Jawa bulan Juli bukan Jawa aja tapi di selatan ekuotor daerah kita itu lebih kering dibanding biasanya. Artinya potensi kemungkinan kekurangan air juga akan lebih tinggi tahun ini," katanya, Rabu (6/3/2019).
Selain Jawa, wilayah Indonesia lainnya yang mengalami kemarau panjang seperti di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan beberapa tempat di bagian utara Palu, Sulawesi Tengah.

"Kita punya zona musim ada yang musim kemarau pendek ada yang panjang mulai ada yang kemarin cuma 2 bulan ada yang sampai dengan 10 bulan," tuturnya.
Herizal menjelaskan, awalnya datang musim kemarau berkaitan erat dengan peralihan Angin Baratan atau biasa disebut Monsun Asia menjadi Angin Timuran Monsun Australia. Dari peralihan peredaran angin monsun itu berasal dari NTT.
"Dari NTT menyebar ke Bali, Jawa lalu Kalimantan dan Sulawesi. Dan akhirnya Monsun Australia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada bulan Juni hingga Agustus," ucapnya.
(Khafid Mardiyansyah)