
Sambung prakirawan BMKG itu, berdasarkan pengalaman juga biasanya, mulai pukul 10.00 pagi terlihat pertumbuhan awan Cumulus menjulang tinggi dan terlihat seperti bunga kol. Kemudian dari awan tersebut berubah menjadi awan Cumulonimbus yang berwarna abu-abu dan agak kehitaman.
“Perlu diketahui bahwa jika satu sampai tiga hari berturut-turut tidak ada hujan pada masa transisi atau pancaroba serta penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak," kata Arijuddin.
Oleh karena itu, diimbau kepada masyarakat agar selalu waspada apabila terlihat awan Cumulonimbus, dimana dengan adanya awan dimaksud, tentunya akan ada fenomena meteorologi tertentu yang akan terjadi. Seperti potensi hujan, baik itu hujan es atau bukan, angin kencang dan petir.
“Kapan datangnya hujan es kita tidak tahu, akan tetapi dapat mewaspadai terhadap keberadaan awan Cumulonimbus ini berdasarkan ilmu meteorologi. Kewaspadaan ini perlu dilakukan, mengingat wilayah kita (Aceh) akhir-ahir ini cukup panas. Jadi pada saat hujan pertama berpotensi diikuti juga angin kencang dan petir,” ujarnya.
(Arief Setyadi )