Rahayu Novi Widya (26 tahun), menjabat sebagai perwira mesin di kapal penumpang milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (PT PELNI) sejak 3 tahun belakangan.
Lulusan teknik mesin Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang ini mengaku bertanggung jawab atas kelancaran operasional mesin bantu di kapal penumpang rute Surabaya - Kumai - Surabaya - Sampit, Sampit
- Semarang dan Semarang - Karimun Jawa.
Novi mengaku masih belum banyak perempuan yang menekuni profesi sebagai teknisi kapal.
"Setahu saya untuk perempuan yang jadi engineer kapal itu masih sedikit. 10 banding 1 dengan perwira mesin," ungkapnya.
Ia mengakui bekerja sebagai teknisi kapal memang menuntut stamina dan kekuatan fisik. Fakta ini menguatkan stigma kalau perempuan tidak mampu melakukan pekerjaan berat di kapal.
"Kebanyakan perusahaan tidak terima engineer kapal perempuan karena menganggap perempuan lemah dan kalau di kapal hanya menjadi beban. Banyak rekan saya sesama lulusan teknik kapal ditolak," katanya.
"Di awal karir saya juga sempat disepelekan. Kamu apa iya bisa kerja, nanti harus buka mur kapal yang besar dan berat, harus pegang kunci berat. Tapi saya bertekad, kalau laki-laki bisa melakukannya, saya juga bisa," ujar Novi.
"Karena itu sejak awal saya berusaha membuktikan bisa melakukan tugas dengan baik dan lancar, bisa menyelesaikannya tanpa kendala," katanya.
Novi optimistis di masa depan karir sebagai teknisi kapal akan semakin bagus, karena masih sedikit yang menekuninya.
(Fakhri Rezy)