Sebagai negara terbesar dengan kekuatan militer terkuat se-ASEAN, Indonesia harus menjadi garda terdepan dalam menjaga stabilitas geopolitik Asia Tenggara yang menghadapi berbagai tantangan, termasuk pengaruh dan intervensi kekuatan superpower dunia seperti AS, China, dan Rusia.
Di dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) 2018, Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran yang cukup besar, Rp107,7 triliun (US$6,9 miliar), meski rasio belanja militernya masih di bawah 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau termasuk yang terendah di kawasan Asia Tenggara. Belanja militer sebuah negara idealnya berkisar antara 2-3% dari PDB negara tersebut. Rencananya pemerintah akan meningkatkan belanja pertahanan menjadi 1,5% dari PDB untuk biaya riset dan pengembangan alat-alat militer.
Dengan ditopang nilai anggaran militer dan keunggulan personel militer dan alutsista yang dimiliki, Indonesia diharapkan dapat lebih memaksimalkan perannya dalam usaha menjaga stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara.
Dave Fikarno
Anggota DPR RI
(Fakhri Rezy)