Menurut Inas, hal ini terbantahkan oleh ucapan Budi Waseso (Buwas) pada 2 Agustus 2016, ketika masih menjabat sebagai Kepala BNN. Kala itu, Buwas, dikatakan Inas, 72 jaringan internasional narkotika yang mengincar Indonesia sebagai tempat pemasaran.
Inas menjelaskan, berdasarkan data Buwas jaringan narkoba internasional itu belum masuk ke Indonesia. Tetapi, lanjut Inas, Prabowo menyebut kartel narkoba telah masuk ke Indonesia. Sebab itu, dia menilai data tersebut keliru.
"Jika keterangan kepala BNN saja dimanipulasi sedemikian rupa demi kepentingan intrik politik Prabowo Subianto, maka apabila Indonesia dipimpin oleh politikus seperti itu, bisa jadi banyak lawan politik-nya kelak yang dijebloskan ke penjara berdasarkan fakta dan data yang dimanipulasi juga!" tutup Inas.
(Khafid Mardiyansyah)