3. Identik dengan peninggalan pra-Majapahit
Berdasarkan temuan struktur bata dan benda kuno yang ada, BPCB mengindetikkan struktur bangunan kuno ini diduga berasal dari era sebelum Kerajaan Majapahit.
Tak hanya itu, dari temuan - temuan koin kuno dari Chna yang ditemukan radius 200 meter dari lokasi juga terdiri tiga dinasti.
"Dari temuan koin di sekitar lokasi berasal dari tiga dinasti China. Ada Dinasti Han itu abad 100-400 sebelum masehi, terus Dinasti Song digunakan abad 10-14, ini yang mendominasi penemuan koin, sedangkan satu lagi koin di Dinasti Ming abad 15 sekitar tahun 1400-an di mana Kerajaan Majapahit berkuasa," kata Wicaksono.
Namun Wicaksono belum berani memutuskan sepenuhnya lantaran perlu pengkajian dan membuka data-data lainnya yang belum terdeteksi.
2. Terkenal angker
Sebelum dijadikan lokasi proyek Tol Malang, lokasi ditemukannya situs kuno tersebut terkenal angker.
Beberapa kisah mistis berkembang dan menjadi buah bibir warga dusun setempat. Bahkan kisah mistis itu juga dialami oleh pekerja proyek tol di hari pertama dan kedua.
"Di hari pertama dan kedua itu pas malam, alat beratnya tiba-tiba berjalan sendiri ke utara selatan, padahal tidak ada yang mengoperasikan," ungkap salah seorang pekerja yang namanya enggan disebut namanya saat ditemui di pos jaga proyek Tol Malang Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro.
Kesaksian serupa juga diberikan warga Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Muhammad Arifin. Dia mengaku pernah melihat seorang perempuan menggunakan pakaian kebaya Jawa berjalan di sekitar pos jaga tol.
"Pernah ada perempuan berpakaian kebaya jalan waktu dari pos jaga di Tol Malang, dia jalan ke arah timur ke dekat sungai dan menghilang di sana," tuturnya.
Sementara Praktisi Supranatural dan Budayawan Jaya Supriyanto melihat lokasi di sekitar lokasi situs terdapat banyak temuan benda-benda pusaka dan makhluk tak kasat mata yang berada di sekitar lokasi.
"Ada banyak sekali benda-benda pusaka berupa keris, batu kuno, dan makhluk tak kasat mata di lokasi," ucapnya.
1. Menunggu nasib Tol Malang-Pandaan
Temuan Situs Sekaran ini 'memporak-porandakan' perencanaan ruas Tol Malang seksi 5 dari Pakis menuju Kota Malang. Awalnya lokasi penemuan situs ini merupakan KM 37 jalan tol.
Namun akibat penemuan situs yang sudah dinyatakan harus dilestarikan ini membuat PT Jasamarga Pandaan Malang telah memastikan akan mengubah konstruksi tol.
General Manager Teknik PT Jasamarga Pandaan Malang, Muhammad Jajuli menegaskan akan menyiapkan skenario pergeseran ruas tol ke arah timur.
"Lokasi ini sudah diukur dari tim proyek, kurang lebih 13 meter dari as jalan jadi harus geser ke arah sungai (Timur) mungkin ada tambahan konstruksi. Kita perkirakan untuk dipasang turap 50 sampai 100 meter lebar sekitar 10 meter," ujar Jajuli.
Namun terkait nasib jalan tol dari hasil rapat PT Jasamarga Pandaan Malang dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) di Jakarta beberapa hari lalu, masih menunggu hasil pemaparan dari kajian BPCB.
"Mereka (BPCB) akan melakukan investigasi hingga hari ini dan mereka akan memaparkan paling cepat satu minggu akan dilakukan pemaparan," ujarnya.
Oleh karena itu, Senin 24 Maret 2019 PT Jasamarga Pandaan Malang, BPCB, BPJT, Binamarga, dan Pemkab Malang kembali melakukan rapat kordinasi menentukan nasib Situs Sekaran dan pembangunan ruas tol KM 37 Malang-Pandaan.
(Qur'anul Hidayat)