Di tempat yang sama, Direktur Ekskutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyatakan, tren politik identitas yang mengeksploitasi Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) cenderung meningkat di tahun politik. Menurut dia, hal ini telah menggerus nilai-nilai kebhinekaan yang dapat mengancam keutuhan bangsa.

Karyono menyebut ada pihak yang sengaja melakukan politisasi SARA untuk menciptakan polarisasi pemilih. Tujuannya untuk membentuk sentimen negatif kepada kandidat yang menjadi sasaran isu SARA. Di sisi lain untuk menggiring masyarakat agar memilih kandidat tertentu.
Selain itu, lanjut analis politik yang juga sebagai peneliti di Indo Survei & Stategy (ISS) ini, ada upaya sistematis dari pihak tertentu yang sengaja menciptakan situasi keruh dengan melalukan berbagai intimidasi dan teror untuk menciptakan ketakutan masyarakat seperti kasus pembakaran mobil dan sepeda motor sebagaimana yang terjadi di Solo, Temanggung, Semarang dan di sejumlah daerah.
Di sisi lain, berbagai berita palsu (hoaks) dengan konten SARA dan isu-isu berbau politik lainnya diproduksi dan dihamburkan ke ruang publik.