Sementara, politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menjelaskan, semburan dusta politik menyasar kapasitas rasional dan etika otak manusia. Memicu perilaku manusia yang paling purbawi, yakni insting survival.
Di era disruptive technology seperti saat ini, wajah kehidupan ekonomi dan sosial telah berubah drastis. Disruptive memberikan kesempatan bagi mereka yang pintar membaca peluang dan memiliki skill set yang tepat untuk menjadi kaya. Menciptakan keresahan bagi mereka yang tidak ter-update perkembangan zaman.
"Kok bisa anak penjaga wartel jadi bos e-commerce besar. Anak muda jadi bos. Hidupku rentan. Insting survival mereka terpicu. Celakanya ini yang disasar hoaks politik," ujarnya.
Dalam penelitian Cambridge pada tahun 2016, terhadap lebih dari 30 negara yang akan melaksanakan pemilu, orang Indonesia tidak memiliki permasalahan di bidang politik yang signifikan. Justru orang Indonesia lebih banyak merespons hal-hal sederhana yang mereka tidak sukai, seperti film dan olahraga.
Sayangnya, lanjut Budiman, bagian otak yang merespons hal-hal sederhana tadi, merupakan bagian yang sama dalam merespons hoaks politik. "Dengan jumlah hoaks yang masif pada akhirnya retorika politik murahan memainkan emosi. Orang tersebut menjadi emosional menyikapi perubahan, termasuk perubahan yang positif," katanya.
Menurut Budiman, orang perkotaan yang individual lebih mudah terpapar hoaks karena tidak memiliki jaring pengaman sosial yang kuat. Sebaliknya, masyarakat desa yang hidup kolektif memiliki tingkat resiliensi yang tinggi terhadap hoaks.
Oleh karena itu, milenial yang memiliki pengetahuan dan pemahaman perkembangan zaman di era disruptive ini harus mengambil panggung. Ikut menjadi bagian dalam menciptakan perubahan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik.
Baca Juga : Bawaslu Awasi Ketat "Serangan Fajar" Jelang Pencoblosan
"Saya tidak pernah berpikir menjadi golput. Tidak memilih adalah proklamasi saya kalah. Pecundang. Kita harus ambil bagian dalam arus perubahan," tutur Budiman.
Rabu Satu Talkshow kali ini menjadi penutup sebelum menyambut hari Pemilihan Umum 17 April 2019, yang jatuh minggu depan.
Baca Juga : TKN: Jokowi-Ma'ruf Bakal Luruskan Isu Utang Luar Negeri di Debat Kelima
(Erha Aprili Ramadhoni)