YOGYAKARTA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan satu kali guguran lava pijar ke arah hulu Kali Gendol pada hari ini Jumat 19 April 2019.
Mengutip dari Antaranews, Jumat (19/4/2019), Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya menyebutkan guguran lava pijar itu terpantau berdasarkan pengamatan mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB dengan jarak luncur 900 meter.
Selain guguran lava, pada periode tersebut tercatat 12 kali gempa guguran dengan amplitudo 4 hingga 30 mm selama 17 hingga 90 detik. Kemudian 1 kali gempa embusan dengan amplitudo 4 mm selama 14 detik, gempa tektonik lokal dengan amplitudo 4 mm selama 17,8 detik.
(Baca juga: Merapi Luncurkan Tiga Guguran Lava Pijar ke Hulu Kali Gendol)
Hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 10 meter di atas puncak kawah. Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah selatan. Suhu udaranya 16–23,5 derajat Celsius dan kelembapan udara 69–97 persen dan tekanan udara 567,7–706,5 mmHg.
Selamat pagi #WargaMerapi,
— BPPTKG (@BPPTKG) 19 April 2019
Berikut ini kami sampaikan Laporan Aktivitas Gunung #Merapi periode pengamatan 18 April 2019 pukul 00:00-24:00 WIB.
Tingkat aktivitas Waspada (Level II). #statuswaspada sejak 21 Mei 2018 pic.twitter.com/4PGyURoRaw
Hingga kini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada. Sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
(Baca juga: Gunung Merapi Semburkan Awan Panas hingga 1,45 Km)
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.
(Hantoro)