COLOMBO - Surat peringatan terkait kemungkinan serangan teroris yang dikirimkan kepada pasukan keamanan Sri Lanka 10 hari sebelum rangkaian serangan bom pada Hari Paskah telah diungkap ke publik, menimbulkan pertanyaan terhadap tindak lanjut penegak hukum terhadap peringatan tersebut.
Pada 11 April, intelijen Sri Lanka telah mengeluarkan peringatan nasional tentang kemungkinan serangan bom bunuh diri yang direncanakan terhadap Gereja Katolik, dan kemungkinan Komisi Tinggi India di Kolombo, oleh organisasi Islam garis keras yang disebut National Thowheed Jamath (NTJ).
Some intelligence officers were aware of this incidence. Therefore there was a delay in action. What my father heard was also from an intelligence officer. Serious action need to be taken as to why this warning was ignored. I was in Badulla last night pic.twitter.com/ssJyItJF1x
— Harin Fernando (@fernandoharin) April 21, 2019
“Beberapa petugas intelijen mengetahui kejadian ini. Oleh karena itu ada penundaan dalam pengambilan tindakan,” kata anggota kabinet dan Menteri Telekomunikasi, Fasilitas Infrastruktur Digital, Tenaga Kerja Asing dan Olahraga, Harin Fernando, menunjukkan surat peringatan itu di Twitter, sebagaimana dilansir RT, Senin (22/4/2019).