Menurut dia, terdapat pemahaman masyarakat yang sifatnya hitam putih bahwa saat musim kering tidak ada hujan dan saat musim penghujan tidak mengalami kering-kerontang.
Padahal, kata dia, dalam beberapa waktu akan terjadi perubahan cuaca secara mendadak karena perubahan iklim yang dipicu rusaknya laut dan hutan (deforestasi).
(Baca Juga: BMKG: 17 Wilayah di Indonesia Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem)
Laut dan hutan, lanjut dia, merupakan dua unsur alam yang penting untuk menyerap karbon. Dengan penyerapan karbon yang cukup oleh laut dan vegetasi hutan akan mengurangi pemanasan global.
"Saat ini, banyak yang buang sampah plastik ke laut. Laut penyerap karbon yang efektif. Ketika kotor maka fungsinya sebagai penyerap karbon akan berkurang. Tumbuhan hijau juga penyerap karbon tapi saat ini mulai berkurang jumlahnya," kata dia.
(Arief Setyadi )