CARACAS – Upaya kudeta menjatuhkan Presiden Nicolas Maduro yang didorong oleh seruan pemimpin oposisi Juan Guadio membuat Venezuela dalam keadaan rusuh.
Laporan AFP, upaya kudeta dibantu oleh militer yang mendukung Guadio.
Namun, Maduro menyatakan bahwa pihaknya mengklaim telah berhasil mengalahkan kelompok yang berupaya melakukan kudeta.
"Ini tidak akan dibiarkan begitu saja," kata Maduro dalam pidato yang disiarkan di televisi dan radio mengutip AFP, Rabu (1/5/2019).
"(Jaksa) akan menuntut pidana untuk kejahatan yang tidak taat pada konstitusi, aturan hukum dan hak untuk berdamai."
Guaido yang mendapat dukungan Amerika Serikat mengumpulkan pendukungnya. Ia juga mengirim pesan video yang menunjukkan ia bersama pasukan bersenjata yang dia katakan telah memperhatikan bergabung dengannya untuk menggulingkan Maduro.
Baca: Krisis Listrik Venezuela, Maduro dan Guaido Saling Tuduh
Baca: Trump Minta Rusia Tarik Pasukannya dari Venezuela
Pemimpin Majelis Nasional berusia 35 tahun merekam dirinya bagian luar pangkalan udara La Carlota, di mana ia meminta angkatan bersenjata yang masih bertahan di dalam lapangan terbang untuk bergabung dengannya.
Guaido mengklaim bahwa langkah itu adalah "awal dari akhir" rezim Maduro, dan "tidak ada jalan untuk kembali."
"Kami menunjukkan ada tentara yang bersedia membela konstitusi, dan ada banyak lagi," katanya.
Pihak oposisi berencana untuk mengadakan protes besar-besaran saat May Day di Caracas, di mana Maduro juga akan memimpin rapat umum.
(Rachmat Fahzry)