Peluncuran ini adalah yang pertama sejak Korut menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) pada November 2017.
Penembakan rudal itu dilakukan setelah uji coba Korut atas apa yang disebutnya sistem senjata taktis, menambah tekanan yang diberikannya pada Washington dalam pembicaraan untuk mengakhiri program nuklir Korut.
"Tampaknya jelas bahwa Korea Utara marah karena kurang fleksibelnya posisi pemerintahan Trump untuk meringankan sanksi Korut," kata Harry Kazianis dari Pusat Kepentingan Nasional, sebuah lembaga kebijakan.
Kim telah dua bertemu dengan Presiden AS Donald Trump, tetapi pertemuan keduanya gagal membuat kemajuan untuk mengakhiri program nuklir Korea Utara.
(Rachmat Fahzry)