Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Misteri Masjid Tiban di Desa Tanggan Sragen

Agregasi Solopos , Jurnalis-Senin, 20 Mei 2019 |18:01 WIB
Misteri Masjid Tiban di Desa Tanggan Sragen
Hasan Basri (55), Duduk Lesehan di Teras Langgar Kuno Tanpa Nama di Depan Rumahnya Dukuh Pinggir Rt019, Desa Tanggan, Gesi, Sragen, Jawa Tengah (foto: Tri Rahayu/Solopos)
A
A
A

SRAGEN - Bangunan berdinding kayu itu berdiri kokoh di samping barat rumah Hasan Basri (55), di wilayah Dukuh Pinggir RT 019, Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Sragen, Jawa Tengah.

Bangunan itu adalah langgar atau musala kecil yang terletak sekitar 100 meter dari bibir Sungai Bengawan Solo. Musala itu peninggalan kakek Hasan Basri, Ahmad Rejo (80), yang meninggal dunia pada 2003 lalu.

Baca Juga: Unik! Ibu-Ibu Mandikan Anaknya di Masjid Kuno Klaten saat Salat Jumat Berlangsung 

Langgar tua itu dibangun sekitar 50-an tahun silam. Ahmad Rejo merupakan generasi ketiga dari Kiai Nawawi yang diyakini sebagai cikal bakal Dukuh Pinggir. Bila ditarik tiga generasi ke belakang dengan asumsi umur per generasi 70 tahun, Kiai Nawawi hidup pada abad ke-18 atau sekitar 1783.

Sekitar 100 meter arah utara langgar itu terdapat kebun kosong yang ditumbuhi pohon langka dengan umur diperkirakan sampai ratusan tahun. Di kebun kosong itu terdapat dua makam misterius dan tempat itu dipercaya sebagai tempat berdirinya Masjid Tiban.

Masjid yang ada secara tiba-tiba yang terbuat dari kayu jati tua lengkap dengan beduknya. Langgar di depan rumah Hasan Basri itu merupakan miniatur Masjid Tiban tersebut.

Sekira 150 meter di sebelah barat kebun itu ada langgar yang belakangan diberi nama Baitul Makmur. Sisa kayu bekas Masjid Tiban itu digunakan untuk struktur atap langgar yang sekarang menjadi musala berdinding tembok.

Dari kisah Hasan Basri, musala itu sebelumnya juga berupa langgar yang struktur bangunannya mirip langgar peninggalan kakeknya itu. Petualang situs sejarah asal Tanggan, Jayadi, saat berbincang dengan Solopos, Minggu 19 Mei 2019, mengatakan tak ada yang mengetahui kapan munculnya Masjid Tiban itu karena generasi tua sudah meninggal semua.

Jayadi kesulitan mencari sumber lisan untuk mengetahui munculnya Masjid Tiban itu. Ia menduga masjid itu ada karena adanya banjir besar dan masjid itu berasal dari suatu daerah tertentu yang terbatas arus banjir dan akhirnya terdampar di Dukuh Pinggir itu.

“Posisi lokasi Masjid Tiban itu hanya berjarak sekitar 50 meter dari bibir Bengawan Solo,” katanya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement