(Baca juga: Keponakan Prabowo Akan Diperiksa soal Ambulans Gerindra Pembawa Batu)
Dalam keterangan pada Rabu (22/5), polisi mengatakan ada dua pihak yang merencanakan kerusuhan di tengah unjuk rasa hasil pemilu, salah satunya adalah GARIS. Organisasi ini, berdasarkan data polisi, pernah menyatakan dukungan kepada ISIS dan mengirim orang ke Suriah. Terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir merupakan Ketua Dewan Syuro organisasi ini.
Kepada VOA, Ketua Umum GARIS Chep Hernawan membantah mengirimkan anggotanya untuk ‘berjihad’ ke Jakarta dalam aksi 21 dan 22 Mei. Organisasinya ujar dia hanya mengirimkan 8 petugas medis dengan 2 ambulans untuk membantu massa aksi.
Terkait uang yang ditemukan di dalam ambulans, Chep membantah uang itu untuk dibagikan ke massa aksi. Menurutnya, uang senilai Rp15 juta itu adalah sumbangan donatur yang dibawa seorang santri di ambulans dan rencananya dibagikan untuk fakir miskin dan anak yatim piatu di Bekasi, Sukabumi, dan Cianjur.
Selain ambulans ini, polisi telah menyita ambulans dengan logo partai Gerindra berisi batu-batuan yang dipakai menyerang petugas. Polisi menetapkan 5 orang sebagai tersangka yang semuanya tidak punya kualifikasi medis, dan dua diantaranya merupakan pengurus Partai Gerindra DPC Tasikmalaya.
(Qur'anul Hidayat)