Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Anaknya Autis, Keluarga Indonesia Terancam Dideportasi dari Australia

ABC News , Jurnalis-Kamis, 06 Juni 2019 |17:10 WIB
Anaknya Autis, Keluarga Indonesia Terancam Dideportasi dari Australia
Petisi online mendukung Dimas mendapat visa permanen di Australia. Foto/ABC News
A
A
A

CANBERRA - Seorang anak asal Indonesia Dimas Tri Wibowo mengalami kemajuan pesat sebagai anak dengan autisme, tapi usaha keluarganya untuk dapat visa menetap permanen di Australia ditolak karena kondisi Dimas dianggap bisa membebani layanan kesehatan dan masyarakat.

Dr Cameron Gordon, seorang profesor di Australian National University (ANU) mengajukan petisi online kepada Menteri Imigrasi, Kewarganegaraan, Layanan Migran, dan Urusan Multikultural Australia agar menganulir keputusan penolakan visa tinggal permanen untuk Dimas, seorang anak dengan autisme dari keluarga Indonesia yang terancam dideportasi.

Muhammad Dimas Tri Wibowo masih berusia 3,5 tahun ketika pindah ke Canberra, Australian Capital Territory (ACT) karena ibunya, Yuli Rindyawati menempuh program doktoral bidang ekonomi di University of Canberra pada tahun 2009.

Cameron Gordon adalah pengawas utama Yuli ketika menjalani program doktoral.

Foto/ABC News

Selain untuk belajar, Yuli memboyong keluarganya ke Australia untuk memberi kesempatan pada anak-anaknya mengenal Australia seperti dia yang pernah belajar di Sydney pada tahun 1997 hingga 2000.

Di sydney, Yuli bertemu Heri Prayitno dan kemudian menikah serta memiliki tiga anak, yaitu Adela Ramadhina yang sedang kuliah di University of Canberra, Ferdy Dwiantoro yang kini kelas 11, dan Dimas.

Ketika akan mendaftar ke sekolah dasar, Dimas disinyalir berkebutuhan khusus.

"Saya dan suami diminta untuk mengikuti berbagai macam pengujian dan wawancara untuk mendiagnosa kondisi Dimas. Setelah melalui berbagai tes dan wawancara, psikiater mendiagnosa Dimas dalam kondisi autisme," kata Yuli kepada Alfred Ginting dari ABC Indonesia.

BacaAnaknya Tuli, Keluarga Asal Bhutan Terancam Dideportasi dari Australia

BacaPekerja Seks Minta Prostitusi Bisa Legal di Australia

Kemudian oleh dokter spesialis anak dari Community Paediatric and Child Health Service ACT Dimas mendapatkan rujukan untuk masuk ke Malkara (special) School.

Kemajuan pesat tanpa menghabiskan banyak biaya

Selama belajar di Malkara, Dimas mengalami banyak kemajuan terutama di bidang musik dan aktivitas di meja.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement