Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gedung SDN di Tangsel Ini Rusak Parah, Proyek Perbaikan Malah Digarap Perusahaan Beralamat Fiktif

Hambali , Jurnalis-Kamis, 20 Juni 2019 |09:31 WIB
Gedung SDN di Tangsel Ini Rusak Parah, Proyek Perbaikan Malah Digarap Perusahaan Beralamat Fiktif
Gedung SDN Rawa Buntu 03 Tangsel rusak parah. (Foto: Hambali/Okezone)
A
A
A

"Kalau lantai 3 ini sejak bangunan selesai dikerjakan kita enggak tempati, karena khawatir terjadi sesuatu, rawan dan berbahaya. Jadi hanya lantai 1 dan 2 saja yang digunakan, itupun banyak juga yang rusak, tapi karena sekolah enggak ada tempat alternatif lagi ya akhirnya dipakai juga," terang Rudi Darmawan, salah satu Guru SDN Rawa Buntu 03.

Pada lantai 3, kondisi seluruh lantainya nyaris mengalami retakan dan rusak parah. Bagian atap plafon serta dinding juga mengalami hal serupa. Bahkan tiang penyangga, terpasang miring tak sejajar sebagaimana mestinya. Getaran pun begitu terasa, saat kaki menapaki lantainya.

Secara sederhana siapapun pasti akan menilai, bahwa getaran itu pertanda adanya pengerjaan struktur fisik bangunan yang jauh dari standari. Sehingga jika ditempati untuk kegiatan belajar-mengajar, bisa sangat membahayakan.

"Itu kanopi-kanopi banyak yang retak, akhirnya beberapa kita hancurin sendiri. Karena takutnya, jatuh menimpa ke bawah. Lantainya juga kondisi begini, jadi tidak mungkin kita gunakan," ujar Rudi.

(Foto: Hambali/Okezone)

SDN Rawa Buntu 03 memiliki total sekira 190 siswa dan 40-an guru. Kegiatan belajar-mengajar di sekolah itu terbagi pada dua bangunan yang berdekatan satu sama lain. Satu bangunan lama terletak di bagian yang menjorok ke belakang halaman tengah sekolah. Sementara bangunan baru yang kondisinya dianggap rawan terdapat di bagian depan sekolah.

Gedung baru sekolah itu sebenarnya dikerjakan pada 2014/2015 lalu, dengan beberapa kali disebutkan sempat berganti kontraktor. Namun hingga tahun 2017 baru dinyatakan rampung pengerjaannya oleh perusahaan pemenang tender.

Meski begitu, pihak sekolah menolak serah terima kunci oleh pihak terkait, lantaran bangunan baru itu dianggap rawan dan membahayakan. Meskipun akhirnya, lantai 1 dan 2 tetap digunakan karena tak ada alternatif ruangan belajar lainnya.

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement