Polisi mengatakan Metaxas bertemu perempuan-perempuan itu secara online. Para korban sebagian besar dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di pulau itu dan menghilang antara September 2016 dan Agustus 2018.
Kasus ini memicu kemarahan dan ketakutan di sebuah pulau di mana kejahatan serius relatif jarang terjadi.
Kepala polisi dipecat dan menteri kehakiman mengundurkan diri menyusul laporan investigasi ceroboh oleh polisi. Pihak berwenang dilaporkan tidak menganggap serius hilangnya para korban karena mereka adalah orang asing.
Korban pertama ditemukan tewas oleh turis yang mengambil gambar di lorong penambangan pada akhir April, mengungkap peristiwa pembunuhan yang mengerikan itu. Korban terakhir yang ditemukan, seorang anak berusia enam tahun, ditemukan di sebuah danau pada 12 Juni.
Metaxas menghadapi tujuh hukuman seumur hidup yang kemungkinan akan diputuskan hari ini.
(Rahman Asmardika)