Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Demo Berjilid-jilid, Apakah Tanda Puber Politik?

Taufik Budi , Jurnalis-Sabtu, 29 Juni 2019 |09:30 WIB
Demo Berjilid-jilid, Apakah Tanda Puber Politik?
Ilustrasi aksi demonstrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

Teguh menilai fenomena puber politik biasanya ditandai dengan penggunaan perasaan atau emosionalitas yang tinggi, seiring eskalasi politik yang meninggi terkait keputusan-keputusan politik yang dianggap akan menentukan banyak hajat hidup masyarakat.

"Orang puber kan seperti itu. Orang puber kadang-kadang bermainnya feeling daripada rasionalitas. Oleh karena itu, saya kira eskalasi naik yang begitu intens menjelang pilihan-pilihan politik diumumkan. Ketika ada putusan krusial," tambahnya.

Teguh Yuwono pengamat politik dari Undip. (Foto: Taufik Budi/Okezone)

Teguh mengingatkan, setiap kalangan untuk tetap taat pada aturan hukum meski mendapat kebebasan mengutarakan pendapat. Apalagi, sengketa pemilu yang berujung di MK keputusannya bersifat final dan mengikat. Artinya, semua pihak harus patuh kepada putusan, sehingga tidak akan berubah meski mendapat protes atau gelombang unjuk rasa.

"Kita harus ingat keputusan MK itu final dan mengikat. Apa artinya final dan mengikat? Jadi ketika MK sudah memutuskan yang menang, misalnya nomor ini, ya itu akan segera dilantik menjadi presiden di bulan Oktober. Berarti ya sudah legitimate siapa pun yang menolak keputusan lembaga resmi itu berhadapan dengan aparat negara. Ini saya kira yang harus diingatkan kepada para demonstran, karena demo juga ada batasnya," tandas dia.

(Hantoro)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement