Ketika bus yang mereka tumpangi ditabrak serangan udara, sebuah jendela pecah dan menghancurkan wajah Jouma.
Anak muda itu, yang baru berusia tiga tahun pada saat itu, terus pulih dari cedera fisiknya, tetapi bekas luka emosionalnya masih ada.
Keluarga itu menceritakan bagaimana mereka kesulitan tidur di malam hari. Ayah Jouma tidak dapat mengingat hal-hal karena cedera traumatis yang dideritanya.
"Yang paling mengejutkan saya bukan hanya luka fisik yang parah tetapi juga efek traumatis dan psikologis yang mendalam dari pengalaman mereka,” kata Alanna.
"Sang ayah mulai melupakan hal-hal, mereka mengatakan sangat sulit untuk tidur di malam hari dan trauma psikologis ini akan menyertai mereka selama sisa hidup mereka."
(Rachmat Fahzry)