PERDANA Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan siap mengungkapkan penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) selama bertahun-tahun oleh India di Kashmir, pada waktu berpidato di Majelis Umum PBB bulan ini.
Hal itu dikatakan Imran Khan kepada warga wilayah Kashmir yang disengketakan. Imran Khan mengemukakan hal itu, Jumat (13/9/2019), dalam pidato pertamanya pada rapat umum di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan sejak dicabutnya status khusus kawasan yang disengketakan di Himalaya itu oleh India pada 5 Agustus lalu.
Sekitar 20 ribu orang ambil bagian dalam rapat tersebut.
Khan juga meminta para hadirin agar menahan diri, tidak berpawai menuju Garis Kontrol yang dijaga militer, yang memisahkan Kashmir yang dikuasai Pakistan dan India, dengan mengatakan mereka harus menunggu perintahnya.
Tentara India di Kashmir (Reuters)
“Jangan pergi sampai saya meminta Anda dan saya akan beritahu kapan melakukannya,” kata Khan.
Khan berusaha menenangkan para pemuda yang marah, yang bulan ini bentrok dengan polisi di Kashmir yang dikuasai Pakistan karena dihalang-halangi ketika hendak berpawai menuju perbatasan, di mana pasukan Pakistan dan India berada dalam jarak berdekatan.
Imbauan kepada kaum muda yang marah itu dikemukakan beberapa hari setelah ribuan pemuda tanpa senjata berpawai menuju perbatasan untuk memprotes pengepungan di wilayah Kashmir yang dikuasai India, sehingga memicu bentrokan dengan polisi.