Dibawa Prajurit Tjakrabirawa
Pada pukul 03.01 WIB, Sumirahayu bangun dan sempat menikmati sejuknya udara Jakarta. Keheningan itu pecah ketika sejumlah kendaraan truk tentara merapat ke rumahnya.
Prajurit Tjakra itu mengatakan keadaan negara sedang genting. Karena curiga, Sumirahayu menanyakan surat perintah dan identitas si penjemput. Sementara S Parman ke kamar untuk berganti pakaian dengan seragam dinas ketentaraan.
Saat keluar, Parman kaget. Lantaran banyak prajurit Tjakra di halaman rumahnya. Parman memerintahkan sang istri menghubungi Menpangad Letjen Ahmad Yani. Sayangnya, sambungan telepon rumah sudah diputus.
S Parman pun di bawa prajurit Tjakrabirawa bukan ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Soekarno.
Namun, S Parman di bawa ke Lubang Buaya di kawasan Halim, Jakarta Timur. Di Lubang Buaya, S. Parman dibunuh dan dimasukkan ke sumur tua bersama lima jenderal lainnya.
Jenazah S Parman baru ditemukan tiga hari kemudian. Tepatnya, pada 5 Oktober 1965. Jenazah mereka dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
(Khafid Mardiyansyah)