BEIJING – China pada Selasa, 1 Oktober memperingati 70 tahun kekuasaan Partai Komunis dan terbentuknya Republik Rakyat China dengan sebuah parade militer besar-besaran . Parade pasukan angkatan bersenjata dan senjata-senjata canggih terbaru China akan dipamerkan dalam parade yang digelar di Ibu Kota Beijing.
Peringatan itu merupakan acara paling penting bagi China tahun ini, karena Beijing ingin menampilkan citra percaya diri di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, terutama perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) dan demonstrasi besar di Hong Kong.
BACA JUGA: China Bisa Sapu Bersih Pangkalan Militer Amerika Serikat jika Terjadi Perang di Pasifik
Presiden Xi Jinping akan memberikan pidato yang disiarkan langsung di seluruh negeri, sebelum meninjau parade militer besar, dengan 15.000 tentara berbaris melintasi bagian Lapangan Tiananmen. Jet-jet tempur terdengar gemuruh terbang di atas lokasi parade.
Berdasarkan keterangan pejabat China yang dilansir South China Morning Post, parade militer itu akan menampilkan 15.000 pasukan dari 59 unit militer, lebih dari 160 pesawat, dan 580 sistem persenjataan aktif, termasuk sistem rudal nuklir strategis DF-41, DF-31AG, dan DF-17.
Parade itu juga diharapkan akan menampilkan pesawat tempur siluman pertama angkatan udara China, J-20, pesawat tempur aktif utamanya seperti pengebom tempur J-16, jet tempur J-10 dan J-11B dan pengebom strategis Xian H-6. Dari foto-foto yang beredar beberapa waktu terakhir, helikopter bersenjata seperti Z-20, juga akan ditampilkan.
Dalam peringatan itu akan ditampilkan pula parade sipil, para siswa, pekerja teladan, etnis minoritas dan bahkan beberapa orang asing, berjalan di samping atau bepergian dalam kendaraan hias merayakan pencapaian China.
Parade itu dimaksudkan tidak hanya untuk menunjukkan kekuatan militer China, tetapi juga akan mempromosikan citra persatuan nasional dan prestasi Presiden Xi Jinping dalam memodernisasi Tentara Pembebasan Rakyat.
BACA JUGA: Presiden Xi Jinping Minta Anak Muda China Mencintai Partai Komunis
Setelah pertunjukan selesai, 70.000 merpati akan dilepaskan untuk melambangkan perdamaian, sementara acara kembang api akan memeriahkan Beijing pada malam harinya.
China saat ini tengah menghadapi banyak tantangan di dunia internasional. Selain masalah perang dagang dengan AS dan pergolakan di Hong Kong, Beijing juga menghadapi kritik keras atas kebijakannya terhadap etnis minoritas Muslim di Xinjiang dan di Tibet. Tantangan lain datang dari Taiwan, yang dianggap sebagai “provinsi pemberontak” oleh China.
(Rahman Asmardika)