Djayadi menuturkan, mayoritas warga lebih suka menganggap diri mereka sebagai warga negara Indonesia, yakni sebesar 66,4%. Sedangkan, sekitar 19,1% lebih suka menganggap diri sebagai umat agama tertentu, dan 11, 9% lebih suka sebagai warga etnis/suku tertentu.
"Artinya, identitas nasional (nasionalisme) warga Indonesia jauh lebih kuat dibandingkan identitas keagamaan dan kesukuan," ucapnya.
"Selama tiga tahun terakir, telah terjadi tren penguatan identitas kebangsaan yang dibarengi dengan pelemahan identitas keagamaan dan kesukuan," sambung dia.
Survei LSI dilaksanakan pada 8-17 September 2019. Populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang sudah berumur 17 tahun atau lebih. Responden dalam survei ini sebanyak 1.550. Margin of error dari ukuran sampel tersebut kurang lebih 2,5% pada tingkat kepercayaan 95%.
(Arief Setyadi )