Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

KTT Ke-14 Asia Timur, Jokowi: RI Tolak Limbah Beracun dari Luar Negeri

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Senin, 04 November 2019 |20:26 WIB
KTT Ke-14 Asia Timur, Jokowi: RI Tolak Limbah Beracun dari Luar Negeri
Presiden Jokowi (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA - Beberapa waktu terakhir ini, sejumlah negara ASEAN menerima limbah bahan berbahaya dan beracun dari beberapa negara termasuk di kawasan Asia Timur. 

"Tentunya kita semua tidak ingin kawasan Asia Tenggara, menjadi tempat pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun," ucap Presiden Joko Widodo (Jokowi) di KTT ke-14 Asia Timur di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand, Senin (4/11/2019).

Menurut Jokowi, limbah bahan beracun, baik berupa limbah plastik maupun limbah lainnya yang berbahaya tentu saja melanggar aturan internasional. Baca Juga: Dorong SDGs, Jokowi Tegaskan Indonesia Siap Berkontribusi untuk ASEAN

Kerja sama penanganan limbah B3 dan sampah plastik merupakan usulan yang disampaikan Presiden Jokowi ketika berbicara pada KTT ke-14 Asia Timur yang berlangsung di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand, pada Senin, 4 November 2019.

Presiden Jokowi

Ada dua usulan yang yang disampaikan Indonesia selain kerja sama penanganan limbah B3 dan sampah plastik, yaitu infrastruktur dan konektivitas di Indo-Pasifik.

Dalam pertemuan itu, Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia telah mengambil langkah pemberitahuan melalui masing-masing Kedutaan Besar dan telah melakukan pengiriman kembali kontainer-kontainer tersebut ke pelabuhan asal pengiriman.

"Law enforcement juga kami lakukan bagi pihak yang terlibat di dalam negeri. Indonesia mengharapkan kerja sama dengan negara di dunia, termasuk negara di kawasan Asia Timur. Untuk pencegahan pengiriman ilegal limbah B3 sesuai dengan kesepakatan internasional," ujarnya.

Baca Juga: Ray Rangkuti: Kita Sedang Hadapi Orba Jilid II

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement