Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Wisata MICE di Periode Kedua Presiden Jokowi dan Peningkatan Peran Wamen

Wisata MICE di Periode Kedua Presiden Jokowi dan Peningkatan Peran Wamen
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo bersalaman dengan Presiden Jokowi. (Foto : Okezone.com/Arif Julianto)
A
A
A

Meluruskan Pemahaman yang Keliru

Namun begitu, sebelum kita membahas lebih jauh, kita perlu meluruskan sejumlah pengertian tentang MICE yang keliru. Banyak yang menyangka, termasuk Menteri Wishnutama, bahwa MICE itu adalah event atau special event. Satu sisi “Event”, seperti “meeting” (Kepanjangan dari M dalam MICE) sebenarnya merupakan terminologi yang generik yang biasanya digunakan untuk menggambarkan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pertemuan, namun dalam perjalanannya saat ini, event telah bertumbuh menjadi sebuah kegiatan bisnis yang semakin kompleks, “menyerempet” ke MICE, tapi sebenarnya bergerak di luar segmen yang digarap oleh Industri Konvensi, Industri Pameran dan Industri Perjalanan Insentif.

Umumnya event itu digambarkan kepada skalanya lebih kecil, lebih ke kegiatan sosial, bersifat lokal, seperti pesta ulang tahun, perkawinan, kegiatan bazaar dan lainnya. Dari persepsi kalangan professional conference/ exhbition organizer (PCO/PEO) event itu merujuk kepada event organizer (EO) sebagai penyelenggaranya, sedangkan MICE itu merujuk kepada PCO/PEO sebagai penyelenggaranya. Dan, yang peling penting, PCO harus punya Sertifikat Usaha Jasa Penyelenggara MICE.

Kemudian jenis wisatawan MICE itu juga berbeda dengan wisatawan biasanya. Mereka umumnya adalah pelaku perjalanan dengan tujuan bisnis, pejabat atau penentu kebijakan, aktivis NGO, organisasi antarpemerintah (IGO), atau pihak-pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan pertemuan. Bahkan pemasarannya pun berbeda jika dibandingkan dengan wisatawan biasa, termasuk pengembangan destinasi hingga kelembagaan. Contohnya kalau kita memasarkan meeting atau conference kita mau kemana kan beda. MICE itu ke negara yang markas organisasi internasional termasuk yang memiliki perusahaan multinasional. Misalnya Swiss (Geneva), Austria (Vienna), Inggris (London), Italia (Roma), Jerman (Berlin, Bonn), Amerika Serikat (New York dan Washington DC), dan sejumlah negara lain di Asia yaitu Jepang, China dan Singapura.

Peran Wamen dan Ditjen MICE

Selama lima tahun belakangan, MICE Indonesia sepertinya tidak ada kemajuan. Betul kita ada pertemuan besar seperti pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali, serta Asian Games 2018, tapi setelah itu seperti mati suri. Padahal MICE itu perlu upaya-upaya lain, pertemuan-pertemuan lain melalui upaya yang terus-menerus dilakukan untuk bisa membawa lebih banyak kegiatan MICE internasional ke Indonesia.

Di sisi lain, meskipun Presiden Jokowi sangat tepat ketika memfokuskan pariwisata ke dalam Kementerian Pariwisata tanpa embel-embel lain, bahkan memberikan begitu banyak kemudahan seperti kebijakan bebas visa kunjungan dan peningkatan anggaran pariwisata dibandingkan periode sebelumnya, namun di bawah menteri atau di tingkat operasionalnya, MICE malah kehilangan jatidirinya dengan tidak adanya Direktorat Jenderal (Ditjen) MICE. Artinya MICE tidak punya tangan langsung untuk mengangkatnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement