Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tradisi Perayaan Maulid Nabi Tiap Daerah di Indonesia, Mana yang Lebih Unik?

Alifa Muthia Diningtyas , Jurnalis-Sabtu, 09 November 2019 |05:30 WIB
Tradisi Perayaan Maulid Nabi Tiap Daerah di Indonesia, Mana yang Lebih Unik?
Ilustrasi maulid nabi di Masjid Istiqlal (Foto: Okezone)
A
A
A

Putih telur, melambangkan keimanan, yang berarti seorang yang beragama Islam harus memiliki keimanan, yakni mempercayai dan melaksanakan perintah Allah SWT. Lalu kuning telur melambangkan keihsanan, dimana seorang Muslim yang beriman akan memasrahkan diri dan ikhlas dengan semua ketentuan Allah SWT.

8. Garut

Peringatan unik Maulid Nabi juga diadakan di Garut, Jawa Barat. Warga biasanya memperingati hari lahir Nabi dengan membersihkan pusaka-pusaka peninggalan Sunan Rohmat (Prabu Kian Santang). Tradisi ini biasa disebut Ngalungsur Pusaka.

Tujuan dari upacara adat ini yaitu untuk menghormati jasa Prabu Kian Santang yang berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam di daerah Pasundan. Prabu Kian Santang merupakan anak dari Prabu Siliwangi yang menjabat sebagai raja di Padjajaran.

9. Mojokerto

Masyarakat Mojokerto memiliki tradisi berupa Grebek Keresan saat memperingati Maulid Nabi setiap tahunnya. Tradisi ini diawali dengan pawai keliling kampung dan pengajian di masjid. Namun yang menjadi fokus utama dalam tradisi ini adalah pohon Keresan.

Pohon yang memiliki ranting kecil dan berbuah manis ini diperebutkan oleh warga Mojokerto pada peringatan Maulid Nabi. Bukan buahnya, tapi hadiah-hadiah berupa hasil bumi dan barang kebutuhan sehari-hari yang digantungkan di ranting-ranting pohon.

Tradisi ini diyakini sebagai cara menyampaikan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW yang memberikan petunjuk yaitu ajaran agama Islam. Hadiah-hadiah tersebut dianggap sebagai berkah maulid oleh warga.

10. Madura

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Madura dikenal dengan nama ‘Muludhen’. Dalam tradisi ini riwayat Nabi kerap dibacakan dan diselingi oleh ceramah keagamaan tentang akhlak Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi kehidupan umat manusia di penjuru dunia.

Biasanya dalam tradisi ini, masyarakat sekitar khususnya perempuan mendatangi masjid atau musala dengan membawa tumpeng yang di atasanya terdapat beragam buah yang ditusuk dengan lidi dan dilekatkan pada tumpeng. Kemudian, para perempuan membagikan tumpukan makanan yang didoakan dan dimakan bersama.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement