"Kementerian Pertahanan menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan berharap yang terluka segera pulih," kata pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa operasi pencarian sedang dilakukan untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab.
Meski telah ada upaya pasukan Internasional untuk menghentikan kelompok militan Islamis, serangan di Niger telah meningkat empat kali lipat sepanjang tahun lalu. Data organisasi non-profit Armed Conflict Location & Event Data Project menunjukkan serangan yang terjadi telah menewaskan hampir 400 orang.
Data itu termasuk serangan bulan lalu yang menewaskan 71 tentara di pos militer lain sekira 150 km sebelah barat Chinagodrar. Insiden itu diyakini sebagai serangan terbesar terhadap militer Niger.
Wilayah Sahel Afrika telah mengalami krisis sejak 2012, ketika pemberontak etnis Tuareg dan para jihadis yang bersatu merebut dua pertiga wilayah di utara Mali. Situasi itu memaksa Prancis menurunkan pasukannya ke Sahel untuk memukul mundur kelompok-kelompok bersenjata, yang sejak saat itu kembali berkumpul dan memperluas pengaruh mereka.
(Rachmat Fahzry)