Siti melanjutkan, swakelola masyarakat dalam penanganan pascabencana juga tak kalah penting untuk dilakukan salah satunya dengan pembuatan bronjong berlapis.
Kemudian, pada saat tanggap darurat harus bersamaan dilakukan pembuatan dam penanahan air dan sedimen, penanganan tebing serta penanaman pohon. Di daerah yang terjal bisa ditanami veriver, sedangkan tebing yang mudah terkelupas diperkuat dengan vertiver dibantu oleh coccomesh.
Dalam hal tanah yang terlalu longgar bisa dipakai coccomesh itu atau jaring-jaring dari sabut kelapa dengan ukuran lubang sekitar 2x2 cm. Ini sesuatu yang baru sistem pengendalian konservasi tanah dan air dengan penanaman pohon serta lainnya.
"Ini swakelola masyarakat, batu kali diambil dari pinggir kali oleh masyarakat. Ada upah angkut dan batunya kita beli. Pekerjanya juga dari masyarakat kita bayar ongkos kerjanya. Ini kita lakukan sejak Perintah Bapak Presiden pada saya awal Januari lalu. Ini hal yang baik, pendekatan dan keiukutsertaan masyarakat juga lebih intensif," tutupnya.
(Khafid Mardiyansyah)