“Yang bisa mengalirkan itu, ya kawan-kawan media dengan berbagai inovasi dan kreasinya dalam menggali informasi,” jelasnya.
Begitupun ketika sang kandidat menyampaikan program-programnya untuk dialirkan para media ke ranah publik, pers juga harus memperhatikan temperaturnya agar jangan melebihi batas kewajaran.
“Karena jika batas kewajaran terus dipublikasikan, yang terjadi aliran akan dapat meledak.” imbuhnya.
Kalau kondisi demikian terjadi, sambung M Nuh, yang rugi adalah semua. Karena itulah selaku Dewan Pers berpesan, namanya media itu perkerjaan yang di antara.
“Jangan hanya karena pilkada yang terjadi 5 tahun sekali menjadi pemecah bekah persaudaraan kita. Maka jadilah pendingin jika temperaturnya sangat tinggi, dan jadilah penghangat disaat temperaturnya sangat dingin,” katanya.
(Khafid Mardiyansyah)