Eni mengaku, pihaknya sudah melakukan upaya pencegahan penyakit DBD. Salah satunya adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan penyakit DBD.
"Petugas puskesmas akan memberikan edukasi ke masyarakat. Masyarakat juga harus memperhatikan kondisi sekitarnya," jelas Eni.
Di tempat yang sama, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana mengatakan, masyarakat di Kabupaten Cirebon harus mengetahui karakteristik penyakit DBD. Sebab, penyakit DBD memiliki siklus tersendiri yang biasa disebut dengan siklus pelana kuda.
Ia memaparkan, dalam siklus pelana kuda, demam yang diderita pasien DBD akan mereda atau turun di hari ke lima (terhitung saat pasien pertamakali terkena DBD). Setelah itu, pada hari ke enam dan ke tujuh, demam yang diderita pasien DBD akan kembali naik. Ia menyarankan, supaya pasien yang terkena DBD tetap memeriksakan kondisi tubuhnya sampai masa siklus pelana kuda berakhir.
"Biasanya mereka enggan memeriksakan atau dibawa ke rumah sakit. Soalnya pas hari ke lima demamnya turun. Mereka mengira sudah baikan. Padahal di hari ke enam itu akan naik demamnya," ucap Nanang.
(Awaludin)