PADANG – Wabah virus corona berdampak serius pada sektor perhotelan di Sumatera Barat. Sedikitnya 26 hotel di provinsi itu tutup karena tingkat hunian atau okupansinya anjlok sejak Covid-19 jadi pandemi global. Ada 2.500 karyawan dirumahkan.
“Penutupanya karena okupansi (hunian) hotel menurun. Okupansi hotel di Sumbar itu hanya lima persen. Makanya hotel tutup beroperasi, di Sumbar paling banyak tutup itu tertanggal 1 April 2020 hingga waktu yang belum ditentukan,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar, Maulana Yusran, Rabu (8/4/2020)
Maulana mengungkapkan hotel yang tutup tersebut sebagian besar berada di Kota Padang di antaranya Hotel Amaris, Hangtuah, dan Deivan. Selebihnya terdapat di Kota Bukittinggi, Kabupaten Tanahdatar, dan Kepulauan Mentawai.
Akibat penutupan hotel-hotel tersebut, ada sekira 2.500 karyawan yang dirumahkan oleh pengusaha hotel tersebut. Anggota PHRI Sumbar membuat kesepakatan dengan pekerjanya dengan merumahkan karyawan untuk sementara waktu dan menghindari terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Sebagian karyawan yang dirumahkan tidak mendapatkan gaji. Namun, ada beberapa hotel yang masih membayar separuh gaji karyawan yang dirumahkan,” ujar Maulana.
Ia berharap pandemi corona segera berakhir, khususnya di Sumatra Barat. Pemerintah diminta memperhatikan dampak serius dari corona dialami perhotelan.
“Peristiwa ini merupakan pertama kali yang sampai separah ini. Dahulu juga pernah ada musibah berupa gempa 2009. Namun, tidak separah ini, bahkan hanya menutup akses di Padang saja dan tidak sampai menutup semua akses lainnya,” katanya