Presiden Joko Widodo (Jokowi), menurutnya melihat kondisi di lapangan sebelum merealisasikan program tersebut. Di mana, terjadi banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) saat pandemi Covid-19. Sehingga, Jokowi berupaya merealisasikan janji kampanyenya.
"Kartu Prakerja ini kan sudah dimodifikasi, awalnya diprioritaskan untuk angkatan kerja muda. Tapi karena pandemi Covid, prioritasnya menjadi pekerja maupun pelaku usaha mikro dan kecil yang terdampak. Skema pelatihannya harus tetap ada, karena ini bekal untuk mereka setelah pandemi," tuturnya.
Menurut Agung, soal kritik yang menilai pelatihan online tidak efektif, bahwa skema tersebut merupakan modifikasi konsep awal yang tujuannya jelas supaya tidak menghilangkan pembekalan skill. Lagi pula, pelatihan online ini sifatnya sementara karena keadaan darurat Covid-19.
Bila ada yang menyebut sebaiknya diberikan bantuan langsung kepada warga terdampak Covid-19, menurut Agung, program tersebut juga sudah dilakukan pemerintah. Mulai dari bantuan sembako, Program Keluarga Harapan (PKH), bansos tunai, subsidi listrik.