SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) menghentikan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya atas usulan kepala daerah dari tiga wilayah, yakni Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.
Keputusan ini diambil agar roda perekonomian masyarakat dapat kembali bergulir. Namun demikian langkah Pemprov Jatim untuk mengakhiri PSBB justru mendapat penolakan dari sejumlah warga. Sebagian warga justru senang jika PSBB diperpanjang karena resiko penularan virus corona (Covid-19) dinilai masih besar .
Sementara pantauan di lapangan hari ini, Rabu (10/6/2020), sejumlah ruas jalan raya di Kota Surabaya mulai dipenuhi lagi oleh kendaraan, baik roda dua maupun lebih.
Terkait keputusan tak memperpanjang PSBB, salah satu warga Surabaya, Ima menilai jika PSBB diperpanjang maka pengawasan terhadap penyebaran korona dapat terpantau lebih baik.
Namun jika tak diperpanjang maka akan menimbulkan kekhawatiran tersendiri karena risiko penularannya cukup besar. “Takut karena orang bebas, takut itu yang tertular enggak ketahuan. Saya sendiri jualan di pasar,” ucap Uma
Hal yang sama juga dilontarkan oleh Agung seorang pengendara di Kota Surabaya. “PSBB diperpanjang atau tidak tidak masalah bagi saya. Tapi kalau diperpanjang saya lebih senang,” ujarnya.
Sementara Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini mengatakan/ pasca-PSBB pihaknya akan melakukan pemantau aktivitas warga. Jika melihat ada warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan akan di berikan peringatan.
Baca Juga: PSBB Surabaya Raya Tak Diperpanjang, Gubernur Jatim: Tingkatkan Disiplin Protokol Kesehatan
Risma juga menambahkan memang menjalankan protokol kesehatan berat tapi ini harus dilakukan. “Kita akan cek protokol itu dijalankan atau tidak,” ucapnya.
(abp)