PENGGUNA TikTok dan penggemar musik Korea atau Kpop dinilai turut bertanggungjawab atas minimnya partisipasi orang dalam kampanye politik pertama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Tulsa, Oklahoma pada Sabtu malam (20/6/2020).
Mereka diduga menggelembungkan angka perkiraan partisipan kampanye dengan mengambil tiket gratis ke acara itu dan tidak menghadirinya.
Para pengguna media sosial di platform berbeda, termasuk aplikasi berbagi video terkenal TikTok, mengklaim dalam sejumlah pesan dan video bahwa mereka telah mendaftar untuk mendapatkan tiket gratis acara pawai politik itu sebagai bentuk kelakar. , tanpa niat untuk benar-benar datang.
Menjelang acara itu, manajer tim kampanye Presiden Trump, Brad Parscale, mengatakan lebih dari satu juta permintaan tiket gratis untuk datang ke acara itu. Namun demikian Bank of Oklahoma BOK Center di Tulsa yang berkapasitas 19.000 tempat duduk, menunjukkan banyak tempat duduk kosong. Presiden Trump dan Wakil Presiden Mike Pence membatalkan pidato yang diperkirakan akan dilangsungkan di hadapan kerumunan yang “membludak.”
Tim kampanye Trump mengatakan mereka yang masuk ke arena itu berdasarkan “siapa yang datang duluan” dan tidak ada satu orang pun yang mendapat tiket sungguhan.
“Kelompok kiri selalu membual tentang diri mereka, merasa bahwa mereka lebih cerdas. Mendaftar untuk mengikuti rapat umum hanya berarti mereka mendaftarkan nomor telepon,” ujar Juru Bicara Tim Kampanye Trump, Tim Murtaugh, dalam pernyataan pada kantor berita Reuters. “Tetapi kami berterima kasih atas informasi tentang ponsel mereka.”
Anggota DPR dari faksi Demokrat, Alexandria Ocasio-Cortez, menanggapi hal itu dengan mencuit pernyataan Parscale yang menyalahkan media karena menyurutkan niat warga yang ingin hadir dan perilaku buruk para demonstran di luar arena.
Actually you just got ROCKED by teens on TikTok who flooded the Trump campaign w/ fake ticket reservations & tricked you into believing a million people wanted your white supremacist open mic enough to pack an arena during COVID
— Alexandria Ocasio-Cortez (@AOC) June 21, 2020
Shout out to Zoomers. Y’all make me so proud. ☺️ https://t.co/jGrp5bSZ9T
“Sebenarnya Anda baru saja di-GUNCANG oleh para remaja di TikTok yang membanjiri kampanye Trump lewat pemesanan tiket palsu dan menipu Anda agar percaya bahwa satu juta orang ingin membanjiri arena untuk menyimak pidato supremasi kulit putih saat pandemi Covid.”
Ditambahkannya, “para pendukung Kpop, kami mengetahui dan mendukung kontribusi Anda semua dalam perjuangan demi keadilan.
My 16 year old daughter and her friends in Park City Utah have hundreds of tickets. You have been rolled by America’s teens. @realDonaldTrump you have been failed by your team. You have been deserted by your faithful. No one likes to root for the losing team. @ProjectLincoln https://t.co/VM5elZ57Qp
— Steve Schmidt (@SteveSchmidtSES) June 20, 2020
“Putri saya yang berusia 16 tahun dan teman-teman mereka di Park City Utah memiliki ratusan tiket. Anda telah dikibuli oleh para remaja Amerika,” cuit mantan pakar strategi Partai Republik Steve Schmidt.
CNN pada Selasa (16/6/2020) melaporkan bahwa sebuah video TikTok yang dipasang Mary Jo Laupp, pengguna TikTok yang menggunakan tagar #TikTokGrandma, memimpin gerakan ini. Video itu kini mencatat lebih dari 700.000 likes.
Ada beberapa adu teriak dan bentrokan di luar arena itu antara sekitar 30-an demonstran Black Lives Matter dengan sejumlah pendukung Trump yang ingin memasuki arena pertemuan politik itu.
Reuters melaporkan tidak melihat tanda-tandanya adanya pendukung Trump yang dicegah untuk memasuki arena itu atau adanya arena yang membludak.
Trump mengesampingkan kecaman atas keputusannya untuk melangsungkan pawai politik di Tulsa, lokasi aksi kekerasan terhadap warga Amerika keturunan Afrika yang menelan paling banyak korban jiwa sekira 100 tahun lalu.
(Rahman Asmardika)