INDRAMAYU - Blok Kerupuk yang terletak di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sedari dulu terkenal sebagai sentra pembuatan kerupuk ikan dan udang di Kabupaten Indramayu. Produknya, bahkan sudah didistribusikan hingga daerah Surabaya dan sekitarnya.
Kendati demikian, sejak mewabahnya virus corona (Covid-19), aktivitas produksi kerupuk ikan dan udang di Blok Kerupuk menjadi terganggu. Selain itu, kegiatan pendistribusiannya pun tidak bisa berjalan dengan normal.
Salah satu pengusaha kerupuk ikan dan udang di Blok Kerupuk, yaitu Murtasin mengaku sangat merasakan betul dampak yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19. Ia mengatakan, di hari normal tempatnya bisa memproduksi kerupuk hingga tiga ton. Namun disaat pandemi, pabrik pengolahannya hanya mampu membuat kerupuk sampai dua atau satu ton perharinya.
Ia menilai, tidak adanya permintaan pengiriman kerupuk dari pasar, menjadi faktor utama penyebab menurunnya jumlah produksi kerupuk di tempatnya.
"Karena sejak pandemi tidak ada orang hajatan, jumlah produksinya jadi menurun. Rata-rata permintaan datang dari orang hajatan. Di hari normal kita bisa produksi kerupuk sampai tiga ton. Tapi sekarang hanya bisa dua dan satu ton saja," kata Murtasin ketika berbincang dengan Okezone, belum lama ini.
Murtasin melanjutkan, saat ini kegiatan produksi kerupuk ikan dan udang di pabrik pengolahannya mulai berjalan dengan normal kembali. Para pekerja di tempatnya selalu menerapkan protokok kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Masih kata dia, karena jumlah produksi kerupuk menurun, maka keuntungan yang didapatnya juga berkurang hingga 40 persen. Sebelum adanya pandemi, sambungnya, dalam sekali produksi, ia bisa meraup pendapatan sekira Rp5 juta.
"Kalau sekali produksi kita bisa dapat Rp5 juta perhari. Tapi kalau saat ini ya berkurang," ujarnya.
Selain Murtasin, nyatanya banyak pelaku usaha lainnya di Kabupaten Indramayu yang terdampak pandemi Covid-19. Contohnya seperti anggota dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP Mitra Jasa) di Kabupaten Indramayu.
Menurut Ketua KSP Mitra Jasa Supriyadi, karena pandemi Covid-19 hampir 100 persen anggota mengalami penurunan usaha. Akan tetapi, sejak hari raya Idul Fitri dan mulai dilonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pihaknya langsung bekerja keras untuk memulihkan kondisi dari para anggotanya.
Supriyadi menjelaskan, pihaknya selalu melakukan pembinaan terhadap karyawan dan anggota. Sebelumnya, di KSP Mitra Jasa ada kebijakan untuk menyalurkan pinjaman tetap dilakukan melalui sistem kredit lunak atau Kredit Candak Kulak (KCK). Produk KCK sebenarnya sudah diterapkan sejak dulu, melalui pola mingguan, bulanan, juga musiman yang diperuntukkan untuk petani tambak, petani sayur mayur dan petani padi yang waktu panennya menyesuaikan musim.
Melihat situasi saat ini, kata dia, produk KCK disesuaikan dengan kebutuhan anggota sebagai upaya mempercepat pemulihan usaha koperasi.
“Syukurnya, KSP Mitra Jasa sampai saat ini tidak ada yang merumahkan karyawan yang total berjumlah 226 orang. Mulai Juni hingga Juli 2020, kami "ngebut" untuk menutupi masalah di bulan-bulan sebelumnya karena pandemi,” kata Supriyadi.