JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan korban meninggal dunia bencana di Sumatera mencapai 990 orang. Sedangkan, 222 jiwa lainnya masih hilang dan terus dilakukan pencarian.
WWF Indonesia menilai musibah banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat tidak dibisa disalahkan kepada satu pihak, terutama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
CEO WWF Indonesia, Aditya Bayunanda mengatakan, bencana ini merupakan hasil dari proses panjang akibat tata kelola lingkungan yang bermasalah selama bertahun-tahun.
“Terlihatnya ini sesuatu yang akumulasi ya. Jadi, ini sebetulnya akibat dari pengelolaan yang bertahun-tahun ya, belasan tahun jadi bukan hanya sesaat,” ujar , Aditya dilansir dari akun resmi WWF Indonesia, Kamis (11/12/2025).
Menurutnya, akar penyebab bencana harus dilihat dari rangkaian kebijakan masa lalu yang memberikan ruang besar bagi eksploitasi kawasan hutan tanpa mitigasi yang memadai.
“Jelas ini bukan kesalahan ataupun sesuatu tanggung jawab yang hanya bisa dibebankan untuk menteri sekarang (Raja Juli Antoni),” tegasnya.
Aditya juga menyoroti lemahnya kepatuhan pemegang izin terhadap regulasi perlindungan lingkungan. Salah satu yang paling krusial ialah aturan mengenai perlindungan sepadan sungai, yang sebenarnya telah dibuat untuk mencegah banjir bandang. Namun, implementasinya di lapangan tidak konsisten.
Dia mencontohkan banyaknya perkebunan dan kegiatan pertambangan yang justru membangun hingga ke bibir sungai.