Retno menyarankan agar sekolah memfasilitasi guru BK dengan handphone, kuota internet, pulsa dan nomor seluler.
Selain guru BK, teman sebaya juga bisa berperan sebagai konselor sebaya atau juga bisa curhat ke wali kelas. ‘’Ketika pandemi, teman dekat maupun wali kelas bisa menjadi alternative anak-anak menumpahkan masalahnya atau uneg-unegnya sehingga hatinya terasa lebih ringan setelah curhat, meski mungkin belum mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapinya,” imbuhnya.
Selain itu juga bisa memanfaatkan layanan konseling gratis di internet sebagai salah satu sarana bagi anak-anak melepaskan tekanan psikologisnya.
Menurutnya, anak-anak juga harus diingatkan untuk tidak mengungkapkan masalah pribadinya melalui media social agar tidak mengalami cyber bully atau bisa saja berpotensi menjadi korban kejahatan melalui dunia maya.
(Khafid Mardiyansyah)