Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ridwan Kamil : Covid-19 Ujian Kepemimpinan

Agregasi Sindonews.com , Jurnalis-Selasa, 28 Juli 2020 |23:13 WIB
Ridwan Kamil : Covid-19 Ujian Kepemimpinan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Foto : Istimewa)
A
A
A

BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pandemi COVID-19 yang telah meluluhlantakkan seluruh tatanan kehidupan merupakan ujian bagi kepemimpinan di Tanah Air. Hal tersebut disampaikannya saat hadir sebagai salah satu pembicara dalam webinar bertema "Bangkit dari Pandemi" sebagai rangkaian puncak Peringatan Hari Jadi ke-8 SINDOnews.com, Selasa (28/7/2020).

"Covid-19 ini adalah ujian bagi kepemimpinan dari level Presiden sampai kepala rumah tangga. Semua diuji oleh Covid," kata Kang Emil, sapaan akrabnya.

Selain kepemimpinan, ujar Kang Emil, pandemi COVID-19 juga menjadi ujian bagi pelaksanaan sistem demokrasi di Indonesia. "Ada yang cepat dan represif seperti di Tiongkok, ada juga yang berdinamika seperti di Brazil di mana presidennya ikut demo ke gubernur. Pokoknya Covid ini mengetes semua sistem politik kita," ujar dia.

Dalam webinar yang dimoderatori oleh Pemimpin Redaksi Sindo Media Djaka Susila itu, Kang Emil juga memaparkan strategi Jabar dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Dia mengakui, pada dua bulan pertama sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia, semua pihak, termasuk dirinya menduga bahwa pandemi itu hanya urusan kesehatan, seperti wabah demam berdarah dengue (DBD).

"Maka kita juga fokus ke situ. Tapi ternyata solusinya harus menghentikan interaksi sosial karena Covid ini bisa menyebar lewat jarak dekat dan droplet. Kami mulai paham bahwa lahir lagi krisis kedua, yakni ekonomi," tutur dia.

Kang Emil mengaku, pada dua bulan pertama sempat muncul perdebatan terkait bantuan sosial (bansos) yang jumlahnya tiba-tiba melonjak. Pasalnya, akibat pandemi COVID-19, jumlah warga Jabar yang harus disubsidi melonjak menjadi 73 persen dari sebelumnya hanya 25 persen.

"Karenanya, di bulan ketiga dan keempat, kami menyadari bahwa masalahnya ternyata sama dahsyat, antara darurat kesehatan dan ekonomi," ungkap Kang Emil.

Kang Emil menekankan, setiap pemimpin saat ini wajib memiliki gagasan untuk bangkit dari pandemi COVID-19 sambil tetap mewaspadai penyebarannya.

"Karena kurvanya belum menurun, tapi ekonomi sudah parah. Ibaratnya, para gubenur ini main akrobat, berhati-hati sambil terus berjalan," kata Gubernur.

Kang Emil mengambil contoh Singapura yang kini sudah masuk jurang resesi dimana pertumbuhan ekonominya sudah minus 4 persen. Berkaca pada kondisi tersebut, pihaknya tidak menginginkan Jabar bernasib serupa Singapura.

Namun, imbuh Kang Emil, karena dalam perang melawan Covid-19 musuh yang nyata bukanlah manusia, maka pihaknya tidak bisa menggunakan emosi ataupun kekuatan politik. "Karena musuhnya ini ilmiah, makanya dilawannya harus dengan ilmiah," ujar Kang Emil.

Baca Juga : Masa Transisi Akan Berakhir, Wagub DKI : Tidak Mustahil Kembali ke PSBB Semula

Baca Juga : 440 Karyawan di 68 Perkantoran Jakarta Positif Corona

Kang Emil yang mengaku banyak didukung dokter epidemiologi dan ahli ekonomi berkesimpulan, jika warga Jabar menginginkan kehidupan berjalan normal di tengah pandemi COVID-19, maka tidak ada cara lain, selain menggunakan masker.

Hal itu sejalan dengan kajian konsultan ekonomi dunia yang menyatakan bahwa kebijakan lockdown dan menggunakan masker sama-sama dapat menekan persebaran Covid-19. Bedanya lockdown menimbulkan dampak kehancuran di sektor ekonomi.

"Sehingga, saya berkesimpulan, kalau kehidupan kita ingin normal lagi, ekonomi, pendidikan, mari pakai masker karena setara dengan lockdown," tutur dia.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement