Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Teori Konspirasi Beredar Pasca Ledakan Beirut, Berikut Beberapa di Antaranya

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 06 Agustus 2020 |18:35 WIB
Teori Konspirasi Beredar Pasca Ledakan Beirut, Berikut Beberapa di Antaranya
Foto: EPA.
A
A
A

SEJAK ledakan dahsyat mengguncang Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020), sejumlah teori konspirasi telah bermunculan di media sosial mengenai sumber ledakan tersebut.

Pemerintah Lebanon sejauh ini mengindikasikan bahwa insiden itu disebabkan oleh 2.750 ton senyawa kimia amonium nitrat, yang telah dibiarkan tersimpan di sebuah gudang di pelabuhan Beirut sejak 2013. Namun, banyak yang tidak percaya dengan pernyataan itu dan mencoba mengemukakan narasi lain yang mungkin menjelaskan penyebabnya.

Berikut ini beberapa teori konspirasi mengenai penyebab ledakan Beirut yang muncul di media sosial, sebagaimana dilansir Middle East Eye.

Serangan Israel

Beberapa pengguna media sosial dengan cepat menyalahkan Israel atas insiden di pelabuhan Beirut, menyebut ledakan itu sebagai “serangan”. Beberapa pengguna media sosial mengutip komentar dari Perdana Menteri Benyamin Netanyahu yang di posting di Twitter sesaat sebelum ledakan.

Setelah mengunjungi pangkalan militer di Kota Ramle Israel pada Selasa, Netanyahu memperingatkan: "Kami menghantam sel dan sekarang kami menghantam petugas operator. Kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk mempertahankan diri. Saya menyarankan kepada mereka semua, termasuk Hizbullah, untuk mempertimbangkan ini.”

Netanyahu mengacu pada tentara Israel, yang mengklaim telah menggagalkan serangan Pemerintah Suriah di sepanjang perbatasan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki pada Senin (3/8/2020), menargetkan empat orang yang tampaknya telah menanam bahan peledak.

Namun, beberapa warganet menyimpulkan komentar itu sebagai peringatan serangan ke Lebanon, yang juga merupakan basis Hizbullah. Terlepas dari waktunya, hampir tidak ada bukti Israel menyasar Hizbullah di Beirut.

Parlemen Israel pada Kamis (6/8/2020) telah membantah terlibat dalam ledakan yang telah menewaskan setidaknya 135 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya.

Serangan Bom atau Nuklir

Ledakan pada Selasa menghasilkan awan jamur yang banyak diidentikkan dengan senjata atom atau nuklir. Sementara beberapa lainnya meyakini ledakan itu sebagai serangan bom yang menyasar Lebanon, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

BACA JUGA: Timbulkan Awan Jamur, Ledakan Beirut Sempat Dikira Bom Nuklir

"Saya bertemu dengan beberapa jenderal besar kami dan mereka hanya merasa bahwa ini bukanlah semacam peristiwa ledakan manufaktur," kata Trump kepada wartawan pada Selasa, beberapa saat setelah ledakan di Beirut terjadi..

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement