"Ini tampaknya, menurut mereka, mereka akan tahu lebih baik daripada saya, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah (serangan)."
Klaim itu kembali disampaikannya pada Rabu dalam keterangan pers di hadapan wartawan.
Namun, pejabat militer dan pertahanan AS sendiri telah membantah dugaan itu, menyebut penyebab ledakan kemungkinan karena kecelakaan.
Kiriman Peledak Turki
Pada Selasa, Abbas Ibrahim, kepala Keamanan Umum Lebanon, mengatakan "ledakan terjadi di gudang bahan peledak tinggi yang disita selama bertahun-tahun".
Hal ini memunculkan teori dan rumor tentang dari mana bahan peledak itu disita.
Beberapa pengguna Twitter telah menuding pengiriman Turki yang seharusnya menuju Suriah lah yang memicu ledakan.
The explosive materials were on a Turkish ship, called Fatahullah. In 2014 and during supporting extremists in Syria, this ship was stopped in #Beirut and the materials were stored there. #Turkey again https://t.co/eY8e3HUtXX
— Peace (@SrushtiMin) August 4, 2020
Namun, teori ini telah terbukti salah karena bahan kimia yang meledak berasal dari MV Rhosus kapal kargo Rusia berbendera Moldova yang disita pada September 2013.
Ulah Hizbullah
Sementara beberapa berteori bahwa Israel melakukan serangan untuk menargetkan Hizbullah, yang lain berspekulasi bahwa kelompok Lebanon itu sendiri mungkin telah memainkan peran.
Sebuah video dari 2017, yang menampilkan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengancam akan menyerang pelabuhan Haifa Israel, di mana ia berbicara tentang ledakan "mirip-nuklir" yang disebabkan oleh amonium nitrat, dibagikan secara luas.
WATCH:
— Maajid أبو عمّار (@MaajidNawaz) August 5, 2020
Banned terrorist group Hezbollah seemed *very* aware of the now exploded 2750 tonnes of Ammonium Nitrate (often used to make terrorist bombs) sitting at Beirut’s port for 6 years https://t.co/WGuTsfyhw8
Meskipun video dan foto-foto ini muncul kembali, pejabat Lebanon telah menyatakan bahwa lokasi ledakan adalah gudang yang menyimpan material yang disita, tanpa ada indikasi bahwa itu adalah depot Hizbullah.
(Rahman Asmardika)