Sementara itu terpisah, Ketua IDI Kabupaten Cirebon, dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein mengatakan, untuk di wilayah Cirebon, terapi plasma baru dilakukan di RSUD Waled Kabupaten Cirebon. Pihaknya memberikan terapi kepada dua pasien, yang terkonfirmasi positif Covid-19 dalam skala berat dan sedang.
Ia memaparkan, dalam praktiknya, pasien yang terkonfirmasi positif akan mendapatkan transfusi plasma sebanyak 400 cc. Jumlah tersebut akan ditransfusikan dua kali dalam waktu berbeda.
"Jadi nantinya, transfusi dilakukan dua kali dengan ukuran 200 cc," ujarnya.
Fariz menerangkan pengobatan Covid-19 di Kabupaten Cirebon menggunakan dua cara, yaitu imunoterapi dan terapi plasma. Untuk pengobatan imunoterapi, sudah dilaksanakan juga di Rumah Sakit Mitra Plumbon. Namun menurut Fariz, kendala pada imunoterapi adalah ketersediaan obatnya.
Baca Juga : Ketua Dewan Pengawas KPK Negatif Corona
Untuk saat ini, obat yang digunakan untuk imunoterapi, sangat sulit didapatkan. Kelangkaan obat imunoterapi ini tak hanya terjadi di Cirebon, namun juga terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Karena itu, menurut Fariz, adanya terapi plasma ini bisa menjadi solusi atas kelangkaan obat imunoterapi.
"Terapi plasma saat ini sudah mulai banyak dilakukan sejumlah rumah sakit di Indonesia, untuk digunakan sebagai pengobatan Covid-19. Salah satu rumah sakit yang menggunakan terapi plasma, yaitu RSPAD Gatot Subroto," ucap dia.
(Erha Aprili Ramadhoni)