"Meningkatnya korban jiwa di Mediterania adalah manifestasi dari ketidakmampuan negara-negara untuk mengambil tindakan tegas untuk mengerahkan kembali yang sangat dibutuhkan, kemampuan pencarian dan penyelamatan yang berdedikasi di penyeberangan laut paling mematikan di dunia," kata Federico Soda, kepala misi IOM Libya sebagaimana dilansir BBC.
IOM tidak percaya Libya adalah titik kembali yang aman bagi para migran yang diselamatkan di laut, karena khawatir mereka menghadapi pelanggaran hak asasi manusia, perdagangan manusia dan eksploitasi.
"Ribuan orang yang rentan terus membayar harga untuk kelambanan baik di laut maupun di darat," kata Soda.
(Rahman Asmardika)