CANBERRA – Pemerintah Australia menegaskan bahwa Indonesia harus memastikan ulama yang terpidana terorisme, Abu Bakar Ba’asyir, tidak akan memicu lebih banyak kekerasan setelah dibebaskan dari penjara pekan ini. Canberra meyakini Ba’asyir berperan dan mendalangi serangan bom Bali 2002 yang menewaskan puluhan warga Australia.
Abu Bakar Bashir dipenjara pada 2011 karena terkait dengan kamp pelatihan militan di provinsi Aceh, akan dibebaskan pada Jumat, 8 Januari 2021 setelah masa tahanannya berakhir.
BACA JUGA: Australia Keberatan Abu Bakar Ba'asyir Bebas, Luhut: Emang Dia yang Atur Kita!
Australia, melalui Menteri Luar Negeri Marise Payne meminta Pemerintah Indonesia memastikan agar Ba’asyir, seorang pemimpin spiritual jaringan Jemaah Islamiah (JI) yang terkait dengan Al-Qaeda, tidak lagi berbahaya bagi orang lain.
"Kedutaan kami di Jakarta telah menjelaskan keprihatinan kami bahwa orang-orang seperti itu dicegah untuk menghasut orang lain untuk melakukan serangan di masa depan terhadap warga sipil yang tidak bersalah," kata Payne dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Reuters.