Twitter beralasan bahwa cuitan Trump memunculkan "risiko hasutan lebih lanjut mengenai kekerasan" terkait penyerbuan pendukung Trump ke Gedung Capitol, Rabu (6/1/2021).
BACA JUGA: Kondisi Tengah Tak Stabil, Trump Diminta Jauh-Jauh dari Kode Nuklir
Twitter, dalam penjelasan resminya, menyebut bahwa cuitan itu dinilai telah melanggar kebijakan perusahaan tentang glorifikasi kekerasan.
"Pernyataan Presiden Trump, mengenai ia tidak akan menghadiri pelantikan, diterjemahkan oleh sejumlah pendukungnya sebagai konfirmasi lanjutan bahwa pemilu (yang digelar 3 November 2020, red) tidak sah," tulis Twitter.
(Rahman Asmardika)