RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman (MBS), didesak untuk segera membebaskan ulama terkemuka Saudi, Sheikh Salman Al-Ouda, yang telah dipenjara sejak 2017 karena menentang blokade terhadap Qatar. Desakan itu disampaikan putra Sheikh Salman Al-Ouda, Abdullah Al-Ouda.
Dia menulis seruan pembebasan itu dalam artikel di The Guardian. Dia meminta Putra Mahkota MBS menunjukkan komitmennya untuk rekonsiliasi dengan tetangga Teluk-nya yang lebih kecil dengan membebaskan apa yang dia sebut "tahanan hati nurani".
Blokade Qatar oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir diberlakukan pada Juni 2017. Terobosan datang awal bulan ini ketika Riyadh menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin negara yang terlibat, termasuk Qatar, untuk rekonsiliasi.
Terobosan itu diikuti pembukaan perbatasan darat Arab Saudi dengan Qatar, yang membuka jalan untuk meredakan ketegangan dengan negara-negara Arab lainnya.
Abdullah Al-Ouda meminta MBS membebaskan warga Kerajaan Arab Saudi sekarang karena perselisihan Teluk telah berakhir.
Sheikh Al-Ouda adalah salah satu dari puluhan pembangkang, penulis, dan ulama yang ditahan pada pertengahan September 2017 dalam tindakan keras negara terhadap mereka yang digambarkan sebagai "bertindak untuk kepentingan pihak asing terhadap keamanan Kerajaan dan kepentingannya."
Menurut Abdullah Al-Ouda, ayahnya ditangkap karena menolak men-tweet pesan kepada 13 juta pengikutnya untuk mendukung blokade yang dipimpin Arab Saudi terhadap Qatar. Dia malah mengungkapkan keinginan untuk rekonsiliasi dengan men-tweet; "Semoga Allah menyelaraskan hati mereka untuk kepentingan rakyat mereka."
Baca Juga : Arab Saudi Bertekad Hentikan Eksekusi Mati Kejahatan Anak di Bawah Umur
Beberapa hari kemudian, petugas keamanan negara Arab Saudi menangkapnya.