(Baca juga: Pria Bersenjata Culik 8 Anak dari Panti Asuhan Minta Tebusan Rp368 Juta)
“Dan kami akan terus melakukan itu, sama seperti setiap pemerintah yang terkena dampak krisis ini di seluruh dunia terus melakukan hal yang sama,” lanjutnya.
Dia bersikeras para menteri telah melakukan semua yang kami bisa untuk membatasi korban jiwa tetapi mengakui sulit untuk menghitung kesedihan di balik jumlah korban tewas. Inggris adalah negara pertama di Eropa yang mencapai tonggak sejarah korban kematian Covid-19 yang cukup tinggi.
Boris menggambarkan angka kematian ini sebagai kehilangan nyawa yang mengerikan dan tragis. Setiap korban adalah ayah, ibu, saudara laki-laki, saudara perempuan, anak laki-laki, anak perempuan atau kakek nenek. Dan dia mengakui bahwa banyak kerabat yang berduka bahkan tanpa kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal.