Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Aung San Suu Kyi, Pembawa Obor Demokrasi Myanmar yang Tercoreng

Agregasi VOA , Jurnalis-Senin, 01 Februari 2021 |18:09 WIB
Aung San Suu Kyi, Pembawa Obor Demokrasi Myanmar yang Tercoreng
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi. (Foto: Reuters)
A
A
A

Di Barat, dia dipuja. Barack Obama menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi Myanmar pada 2012, menyebutnya sebagai "inspirasi bagi orang-orang di seluruh dunia, termasuk saya.” Sanksi ekonomi AS terhadap Myanmar dikurangi, meskipun Suu Kyi tetap berhati-hati tentang reformasi.

Dengan kemenangan pemilu 2015, Suu Kyi menjadi penasihat negara, berjanji untuk mengakhiri perang saudara, meningkatkan investasi asing, dan mengurangi peran tentara dalam politik. Dia juga berjanji kepada sekutu Barat bahwa dia akan mengatasi penderitaan Rohingya yang telah menanggung beban bentrokan kekerasan dengan umat Buddha, dengan ratusan ribu orang ditahan di kamp-kamp interniran.

Pada Agustus 2017, militan Rohingya menyerang pasukan keamanan. Militer Myanmar menanggapi serangan tersebut dengan membakar ratusan desa hingga rata dengan tanah dan melakukan pembunuhan massal dan pemerkosaan berkelompok. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan itu dilakukan dengan "niat genosidal.”

Pengungsi Rohingya. (Foto: Reuters)

Suu Kyi mengatakan, militer menerapkan "aturan hukum" dan tampak bingung dan tidak peduli tentang eksodus pengungsi. Dia tidak memiliki kekuasaan untuk mengarahkan operasi militer, pemerintahnya memerintahkan tanah yang terbakar menjadi tanah milik pemerintah dan mengawasi pembongkaran desa yang hancur.

Institusi global dan mantan advokat termasuk Dalai Lama secara terbuka mengecamnya dan banyak dari banyak penghargaan yang diberikan kepadanya dibatalkan.

Pada 2019, dia terbang ke Den Haag untuk menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional. Dia mengakui kemungkinan kejahatan perang telah dilakukan tetapi berkilah dengan mengatakan tindakan keras itu sebagai operasi militer yang sah terhadap teroris.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement