Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kudeta Militer Myanmar, Dosen dan Mahasiswa Gelar Demonstrasi

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 06 Februari 2021 |06:05 WIB
Kudeta Militer Myanmar, Dosen dan Mahasiswa Gelar Demonstrasi
Dosen dan mahasiswa gelar demonstrasi di Myanmar (Foto: Reuters)
A
A
A

YANGON - Gerakan perlawanan warga sipil di Myanmar semakin meningkat dengan bergabungnya para dosen dan mahasiswa dalam memprotes kudeta militer.

Demonstran di universitas di kota terbesar, Yangon, meneriakkan dukungan kepada pemimpin yang ditahan, Aung San Suu Kyi dan mengenakan pita merah, warna partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

Ratusan dosen dan mahasiswa berkumpul di luar Universitas Dagon Jumat (05/02) dengan simbol tiga jari - tanda yang banyak dilakukan oleh para pengunjuk rasa untuk menunjukkan penentangan terhadap militer.

"Kami tidak akan membiarkan generasi kami menderita di bawah diktator militer," kata Min Sithu, seorang mahasiswa kepada kantor berita AFP.

Para mahasiswa di Universitas Dagon meneriakkan, "Hidup Ibu Suu" dan membawa bendera merah, warna NLD.

Demonstrasi terjadi di sejumlah tempat di Myanmar.

(Baca juga: Warga Muslim dan Kristen Gotong Royong Bangun Masjid, Gereja yang Hancur di Tangan ISIS)

Warga di sejumlah kota termasuk di Yangon melakukan protes pada malam hari dari rumah-rumah mereka dengan memukul panci dan wajan dan menyanyikan lagu-lagu revolusioner.

Pada siang hari, protes dilakukan antara lain dengan membunyikan klakson mobil.

Petugas kesehatan di sejumlah kota besar juga melakukan protes-protes kecil dan mogok kerja, sedangkan para aktivis menyerukan aparat sipil negara menolak bekerja untuk pemerintahan yang baru.

Namun kendali militer sangat kuat.

(Baca juga: Dunia Internasional Kecam Dugaan Pemerkosaan Sistematis terhadap Perempuan Uighur)

Seruan untuk membebaskan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi bergema di Myanmar sejak penangkapan pada Senin (01/02) dini hari.

Bersamaan dengan penahanan Suu Kyi, lebih dari 100 anggota parlemen ditahan oleh militer di akomodasi mereka di ibu kota, Nay Pyi Taw. Kini, sebagian dari mereka dikabarkan telah dibebaskan.

Militer mengambil alih kekuasaan pada Senin dini hari dan memberlakukan kondisi darurat selama setahun setelah menuduh partai Suu Kyi melakukan kecurangan atas kemenangan pemilu baru-baru ini.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement