Sultan menyarankan agar Untung meneruskan perjalanan ke Kartasura. Sultan khawatir kompeni akan menyerang, padahal Cirebon hanya memiliki prajurit dalam jumlah terbatas.
Untung akan mendapat perlindungan di Kartasura karena memiliki prajurit dengan jumlah yang sangat besar. Ayah angkat Gusik adalah Patih Mangkubumi.
Kemudian Gusik mengutarakan niatnya untuk pulang ke Kartasura. Ia rindu kepada keluarganya di keraton Mataram. Selain itu harus secepatnya diberitahu kalau dirinya sudah meminta izin pulang pada suaminya Pangeran Purbaya. Pernikahannya dengan Purbaya atas kehendak Sunan Amangkurat, jadi apapun yang terjadi harus dilaporkan ke Mataram.
Di Kartasura, Untung disambut sebagai pahlawan oleh banyak petinggi istana. Secara diam-diam Sunan Amangkurat II pun juga mendukung Untung Surapati sebab ia sedang menghadapi konflik dengan Pangeran Puger, pamannya, yang hendak menjadi raja dengan meminta dukungan VOC.
Tahun 1686, Untung berhasil mengalahkan pasukan Belanda yang datang hendak menangkapnya di Kartasura. Kapten Tack, pimpinan pasukan Belanda, mati terbunuh. Untuk menghindari pembalasan Belanda, Untung bersama Gusik Kusumo mengungsi ke Kediri lalu bergeser ke Pasuruan.
Di Pasuruan, Untung menjadi bupati, membangun kadipaten, berkuasa sekitar 20 tahunan di sana. Pada bulan antara september-oktober 1706, Untung gugur saat Bangil, Pasuruan diserbu VOC.
(Awaludin)